Bahasa adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan YME.sedangkan bahasa-bahasa adalah mozaik kehidupan yang warna-warni. Belajar bahasa berarti belajar bangsa, belajar memahami budaya masyarakat, hal yang sangat penting untuk peningkatan saling pengertian antarbangsa, selain kepentingan ilmu pengetahuan, bisnis, dan sebagainya. Menurut Etnologue ada sekitar 6912 bahasa yang dituturkan diseluruh dunia. Di era Globalisasi ini mempelajari bahasa asing adalah suatu pencapaian khusus.Jutaan orang mempelajari bahasa asing,tetapi hanya sedikit sekali yg berhasil menguasainya.
Alasan yang pertama dan jelas ialah bahwa peserta-ajar bahasa asing tersebut telah mempunyai pengalaman dengan bahasa yang lain. Struktur bahasa ibunyalah yg merupakan hambatan dalam mempelajari bahasa yang baru. Pemula dalam mempelajari bahasa asing telah begitu banyak belajar bahasa ibunya sehingga sukar baginya untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang lain. Mempelajari bahasa pertama mengikuti pola yang sama bagi setiap orang, mempelajari suatu bahasa asing bisa mengambil bermacam pola. Banyak faktor yang terlibat antara lain linguistik,psikologis dan sosial.
Proses dan kemajuan dalam belajar bahasa asing tergantung pada:
1. Bagaimana bahasa asing tersebut berbeda dari bahasa pertama dan
2. Interferensi yang disebabkan oleh perbedaaan kedua bahasa tersebut
Kemampuan mempelajari bahsa asing juga bervariasi pada setiap orang. Ada orang yang telah mempelajari bahasa asing lebih dari enam tahun di sekolah, tetapi tidak pernah berhasil dalam menguasainya. Beberapa sebab perbedaan itu adalah usia, dorongan intelegensi dan kepribadian kesiapan untuk belajar serta emosi. Namun itu semua tidak berlaku bagi seorang poliglot (polyglot--berasal dari gabungan kata bahasa Latin polli yang berarti ‘banyak’ dan glotta yang berarti ‘lidah’ atau bahasa.) Jadi, poliglot adalah seseorang yang jago dalam berbicara atau menulis dalam banyak bahasa. Para ahli menyebutkan, mereka yang menguasai enam atau lebih bahasa disebut superpolyglot atau hyperpolyglot. Menurut Guinness Book of World Records edisi Brasil, Fazah adalah The Greatest Living Polyglot alias orang paling jago bahasa yang masih hidup di jagat ini. Ia menguasai ‘hanya’ 56 bahasa asing, 54 bahasa di antaranya telah dikuasainya pada usia 17 tahun. Termasuk di antaranya adalah bahasa Indonesia. Bukan hanya Brazil saja yang mempunyai seorang poliglot , Indonesia juga mempunyai seorang poliglot yaitu Prof. Dr. A. Gianto, S.J., lulusan UI dan Harvard, yang kini menjadi pengajar di Pontifical Biblical Institute di Roma, Italia. Prof Gianto (57) menguasai 16 bahasa, termasuk bahasa kuno Akkadia, salah satu bahasa kuno yang sudah mati sejak 2600 tahun yang lalu.
Tokoh Nasional seperti Ir.Soekarno dan H.agus Salim juga pintar dalam menguasai bahasa asing.Dengan modal itu mereka disegani kawan dan ditakuti oleh musuh. Bukan hanya bahasa Inggris sebagai bahasa asing terbanyak yang dikuasai di Dunia tetapi Bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa melayu juga menduduki urutan ke 7 dari 10 bahasa terbanyak yang dituturkan diseluruh dunia. Bahkan sudah menjadi bahasa resmi ke dua di Vietnam. Dalam belajar bahasa diperlukan suasana yang menyenangkan. Belajarlah dengan panduan yang benar. Belajarlah dengan berpikir dalam bahasa tersebut. Belajarlah dengan banyak berlatih menggunakannya.
Kesimpulanya Bahasa pada dasarnya adalah gejala sosial .Oleh karena itu pengaruh sosial terhadap pencapaiannya sangat banyak dan saling berhubungan secara kompleks. Pengaruh-pengaruh ini juga berperan dalam mempelajari bahasa asing. Manfaat yang dapat kita ambil dalam mempelajari bahsa asing yaitu semakin banyak kita menguasai bahasa asing semakin banyak ilmu pengetahuan yang kita dapatkan.




02.41
Unknown
Posted in: 